Kelompok 9 KSI Lanjut
Achmad Mahara Fauzy
Djuriatun
Eka Listiana
Septian Firdaus
Apa
kah Supplai Chain ?
Sebuah
rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerja secara bersama-samauntuk membuat dan
menyalurkan produk atau jasa
kepada konsumen akhir.
Supply chain yang umum memiliki tahap-tahap:
– Pelanggan
– Retailer
– Wholesaler/ Distributor
– Manufacturer
– Component/ Raw material suppliers
– Pelanggan
– Retailer
– Wholesaler/ Distributor
– Manufacturer
– Component/ Raw material suppliers
Apakah yang dimaksud Supplai Chain Management
?
adalah manajemen terhadap aliran antar dan diantara tahapan supply chain untuk memaksimalkan profitabilitas keseluruhan supply chain.
Fungsi dasar SCM ada 2 yaitu :
- Mengubah barang mentah dan komponen lainnya menjadi sebuah produk dan mengirimnya ke pelanggan akhir
- Berkaitan terhadap biaya fisik produksi
- Memastikan bahwa produk atau layanan yang dikirim sampai ke pelanggan dengan baik.
-
Berkaitan terhadap biaya pemasaran
Optimalisasi
Supply Chain
1.
Tuntutan pelanggan yang terus berkembang
Persaingan
antar perusahaan dan antar produk.
Bagi
para konsumen, ini merupakan keuntungan
besar karena mereka mendapatkan :
- Harga yang lebih kompetitif
- Pilihan sumber pembelian yang lebih banyak
- Mutu barang yang lebih banyak
- Pilihan brand yang lebih banyak
Sikap
para pelanggan tidak boleh diabaikan dan harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Para
pelanggan/consumers cenderung bersikap :
- Menghindari penjual yang pernah mengecewakan
- Ingin mengalami proses pembelian barang dan jasa yang menyenangkan
- Menyenangi pendekatan penjualan yang kreatif, ramah dan murah
- Menuntut “more for less”
2.
Kekuasaan Retail yang Makin Besar.
Cara-cara
retailer untuk para konsumer memilih barang dalam pengambilan keputusan adalah:
- Membuat display yang menarik untuk produk tertentu
- Memberikan diskon yang menarik untuk produk tertentu
- Memberikan bonus tertentu sebagai hadiah
- Menawarkan secara lebih aktif
3.
Dilema dalam pencapaian Optimalisasi
Langkah
yan penting dalam melakukan manajemen supply chain adalah memperbaiki komunikasi harian diantara
semua pelaku supply, mulai dari
hilir sampai ke hulu.
4.
Kendala dalam Membangun Kepercayaan
Latar
belakang dalam membangun kepercayaan adalah sbb :
- Masih banyaknya anggapan bahwa supplier atau pihak lain adalah “lawan” atau bahkan “musuh” dalam berbisnis dan bukan “mitra”
- Masih banyaknya anggapan bahwa antar supplier atau pihak lain dan perusahaan sendiri pada hakikatnya mempunyai tujuan yang berlainan, bahkan saling bertentangan, sedangkan tujuan akhir adalah sama-sama survive dan growth.
- Dalam negosisiasi, makin banyak yang mengharapkan hasil yang “win-lose” dan kurang mengenal konsep “win-win negotiation”
- Banyak yang masih melihat pada hubungan “jangka-pendek” dan kurang melihat hubungan “jangka panjang” yang saling menguntungkan
- Oleh karena itu, konsep-konsep baru seperti “win-win negotiation”, “supplier patnering”, dsb perlu dikembangkan diantara para peserta kegiatan supply dan didalam perusahaan sendiri untuk menciptakan kepercayaan yang sungguh diperlukan dalam mengoptimalkan manajemen supply chain.
5.
Patnering sebagai Suatu Solusi
- Meyakini memiliki tujuan yang sama (common goal)
- Saling menguntungkan (mutual benefit)
- Saling percaya (mutual trust)
- Bersikap terbuka (transparent)
- Menjalin hubungan jangka panjang (long term relationship)
- Terus menerus melakukan perbaikan dalam biaya dan mutu barang/jasa
6.
Teknologi Informasi sebagai Katalisator
Keberhasilan
manajemen supply mungkin dapat dicapai tanpa menggunakan jasa teknologi
informasi, yang dalam kasus ini harus bercirikan antara lain :
- Hadrware dan software-nya mampu digunakan antar organisasi/perusahaan
- Clear information
- Real time POS (Point Of Sales) information
- Customer and network friendly
- High level effectiveness and efficiency
Peran
informasi
Informasi
penting karena menyediakan fakta yang digunakan oleh manajer supply
chain untuk membuat keputusan memberikan manajer visibility!
Peranan
Teknologi Informasi dalam Manajemen Supply Chain
Secara
umum teknologi informasi di dalam manajemen supply chain dapat dilihat dari dua
perspektif besar :
- Perspektif Teknis
- Perspektif Manajerial
A.
Perspektif Teknis
Dilihat
dari sisi teknis, ada dua teknologi informasi yang harus dipenuhi yaitu:
1.
Fungsi penciptaan
- TI harus mampu menjadi medium atau sarana untuk mengubah fakta-fakta atau kejadian-kejadian sehari-hari yang dijumpai dalam bisnis perusahaan ke dalam format kuantitatif.
- Teknologi harus mampu mengubah data mentah yang telah dikumpulkan menjadi informasi yang relevan bagi setiap penggunanya.
- Hasil dari pengambilan keputusan akan memberikan berbagai dampak langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja bisnis informasi.
2.
Fungsi penyebaran
- Gathering. TI harus memiliki fasilitas yang mampu mengumpulkan entitas-entitas.
- Organising. TI harus memiliki mekanisme baku dalam mengorganisasikan penyimpanan entitas-entitas tsb di dalam media penyimpanan.
- Selecting. TI harus menyediakan fasilitas untuk memudahkan pencarian dan pemilihan
- Synthesizing. TI membutuhkan lebih dari satu entitas untuk memudahkannya melihat situasi bisnis perusahaan.
- Distributing., TI harus memiliki infrastruktur yang dapat menyalurkan berbagai entitas dari tempat penyimpanannya ke pihak-pihak yang membutuhkannya.
B.
Perspektif Manajerial
Ada
empat peranan yang diharapkan oleh perusahaan dari
implementasi efektif sebuah teknologi informasi, yaitu :
1. minimize
rize
2. reduce
costs reduce costs memiliki 4
proses yaitu :
eliminasi proses
simplifikasi
proses
integrasi proses
otomatisasi
proses
3. add
value
4. create
new realities, persaiangan cepat dalam teknologi internet yang
Peran
internet
- Kolaborasi, koordinasi, dan integrasi dalam praktek di lapangan.
- Membagi informasi serta melakukan transaksi dengan lebih cepat, murah dan akurat.
- Informasi penjualan di supermarket mudah bisa dibagi dengan pihak-pihak yang berada di sebelah hulu supply chain dengan menggunakan Internet.
- Aplikasi internet dalam konteks supply chain management:
E-Procurement
- Aplikasi internet untuk mendukung proses pengadaan
- Perusahaan otomotif seperti Volkswagen, General Motors, Daimer Chrysler, dll
E-Fulfillment
- Lebih pada bagian hilir supply chain
- Beberapa kegiatan yang termasuk dalam proses fulfilment adalah:
Konsep
Sistem Informasi Korporat Terpadu
A. Sistem
Informasi Terpadu
Semakin
banyak perusahaan yang terlibat dalam rantai perusahaan, akan semakin kompleks strategi
pengelolaan yang perlu dibangun.
Tiga
aliran entitas perusahaan yang harus dikelola dengan baik, yaitu :
1.
aliran produk dan jasa (flow of products and services)
2.
aliran uang (flow of money)
3.
aliran dokumen (flow of documents)
Ada
dua tugas utama dari sistem informasi terpadu, yaitu :
1.
Mengumpulkan, menciptakan, mengolah data mentah yang berasal dari
transaksi
atau aktivitas yang berguna bagi para stakeholder
2.
Menyimpan dan menyebarluaskan data, informasi dan pengetahuan kepada
.
B.
Arsitektur Sistem Informasi Korporat Terpadu
Komponen-komponen
yang membutuhkan teknologi yaitu :
1.
Konsumen / pelanggan (end-consumer)
Sehingga mereka pasti membutuhkan berbagai jenis terkait dengan
produk/jasa yang mereka beli dan mereka konsumsi.
2.
Manajemen
Dimana mereka membutuhkan
suatu sistem inforasi yang dapat diandalkan untuk membantu dalam menentukan
kebijakan-kebijakan atau mengambil keputusan strategis maupun taktis yang
berkualitas.
3.
Staf
Merekalah yang sehari-hari berhadapan langsung dengan aktivitas penciptaan
produk maupun jasa yang tentu saja membutuhkan
sangat banyak informasi sebagai sumber daya utama.
4.
Rekanan Bisnis
Karena
merekalah yang menjadi pemasok bahan-bahan maupun sumber daya-sumber daya lain yang dibutuhkan
perusahaan untuk beroperasi menghasilkan
beragam produk dan jasa.
Delapan
komponen utama dalam arsitektur sistem informasi korporat terpadu :
1.
Selling Chain Management Information System
Subsistem
yang secara langsung berinteraksi dengan pelanggan agar mereka dapat dengan mudah melakukan akses ke
produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan,
terutama yang berhubungan dengan aktivitas transaksi bisnis.
2.
Customer Relationship Manangement Information System
Subsistem
yang berfungsi sebagai sarana komunikasi efektif antara pelanggan
dan perusahaan.
3.
Enterprise Resource Planning Information System
Subsistem
yang secara langsung berfungsi mengintergrasikan proses-proses penciptaan produk atau jasa perusahaan,
mulai dari dipesannya bahan-bahan mentah
dan fasilitas produksi sampai dengan terciptanya produk jadi yang siap ditawarkan kepada pelanggan.
4.
Management Control Information System
Subsistem
yang bertanggung jawab memberikan data dan informasi bagi keperluan pengambilan keputusan
manajemen perusahaan dan stakeholder
5.
Administrative Control Information System
Subsistem
yang memiliki fungsi utama sebagai penunjang terselenggaranya proses-proses administrasi perusahaan
(back office) yang menjadi tulang punggung
komunikasi antar staf di dalam perusahaan.
6.
Supply Chain Management Information System
Subsistem
yang menghubungkan sistem informasi internal perusahaan dengan
sistem informasi yang dimiliki para rekanan bisnis, terutama para pemasok (supplier) bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk proses produksi.
7. Enterprise
Applications Intergration Information System
Subsistem
yang memiliki tanggung jawab utama mengintergrasikan berbagai subsistem yang
tersebar diberbagai divisi atau fungsi yang ada diperusahaan.
8.
Knowledge-Tone Applications Information System
Subsistem
yang memfokuskan diri pada penyediaan fungsi-fungsi intelligence bagi
perusahaan, yang merupakan hasil pengolahan berbagai data dan informasi yang
tersebar diberbagai sistem basis data perusahaan.
C. Strategi
membangun Sistem Informasi Korporat Terpadu.
Secara
umum, biasanya sebuah perusahaan akan melalui 5 tahapan evolusi dalam mengembangkan
sistem informasinya, (lihat gambar) yaitu :
1.
Cross-Functional Business Unit
Aplikasi
untuk fungsi bisnis tertentu saja, seperti untuk keperluan transaksi pembelian,
penyusunan laporan keuangan, pencetakan slip gaji pegawai, dan sebagainya.
2.
Strategic Business Unit
Merupakan
hasil penyatuan beberapa fungsi manajemen di dalam sebuah divisi atau unit bisnis tertentu, untuk
membantu manajemen dan staf mencapai
objektif yang ditargetkan terhadap divisi atau unit bisnis tertentu.
3.
Integrated Enterprise
Merupakan
sistem informasi terpadu yang mengintergrasikan berbagai modul aplikasi yang dimiliki seluruh
divisi atau unit bisnis di dalam perusahaan,
yang merupakan embrio dari sistem informasi korporat terpadu.
4.
Extended Enterprise
Merupakan
penggabungan sistem informasi korporat terpadu yang telah dimiliki oleh internal perusahaan dengan
satu atau lebih subsistem dari perusahaan/entitas
lain yang merupakan mitra kerja perusahaan terkait.
5.
Inter-Enterprise Community
Merupakan
hasil dari berbagai hubungan terintegrasi sistem informasi antar perusahaan
yang ada dalam komunits bisnis, sehingga membentuk jejaring sistem informasi
yang sangat besar dan luas cakupannya (internetworking).
0 komentar:
Posting Komentar